Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa Itu Arisan Lelang? Apa Perbedaan Arisan Biasa dengan Arisan Lelang?

Siapa yang pernah ikut arisan? Hampir semua orang pernah ikut arisan, mungkin juga termasuk Anda. Arisan merupakan kegiatan yang diidentikkan dengan perempuan, terutama ibu-ibu rumah tangga. Sebenarnya tidaklah demikian, arisan dapat diselenggarakan dan diikuti oleh siapapun, baik perempuan maupun laki-laki, baik ibu-ibu, bapak-bapak, atau juga muda-mudi.

Penyelenggaraan arisan memiliki banyak tujuan. Selain untuk memperoleh penghasilan atau utang tanpa bunga, kegiatan arisan juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan keakraban diantara anggota keluarga, rekan kerja, komunitas, atau masyarakat lingkungan sekitar. Berkenaan dengan hal tersebut, arisan sering kali berfungsi sebagai forum untuk saling bertukar pendapat atau merembukkan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan setempat.

Definisi arisan

Seolah sudah membudaya di masyarakat, sebenarnya apa sih arisan itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arisan merupakan kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan di sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.

Dari definisi tersebut jelas bahwa arisan memiliki dua poin penting yakni mengumpulkan uang dan melaksanakan pertemuan secara berkala. Tak heran jika banyak orang yang menjadikan arisan sebagai sarana untuk memperoleh pendapatan atau setidaknya utang tanpa bunga. Dari pengumpulan uang dari anggota atau peserta arisan, ditentukan pemenang dengan sistem undian. Artinya, setiap anggota arisan memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemenang. Namun, faktor keberuntungan sering kali berperan dalam menentukan siapa yang keluar menjadi pemenang pada setiap periode. Jadi, pemenang arisan bisa siapa saja, asal tercatat sebagai anggota kelompok arisan tersebut.

Perbedaan arisan biasa dengan sistem lelang

Arisan pada umumnya dilakukan secara berkelompok dengan mengumpulkan uang dalam jumlah yang sama setiap periodenya, kemudian dilakukan pengundian atau kocokan untuk menentukan pemenangnya. Bagi anggota yang namanya keluar dari kocokan, maka dialah pemenangnya yang berhak untuk mendapatkan uang yang telah terkumpul dari seluruh anggota. Anggota yang telah keluar sebagai pemenang arisan, tidak dapat lagi menjadi pemenang, kecuali mengikuti lebih dari satu sehingga di kocokan terdapat namanya lebih dari satu. Inilah sistem arisan yang umum disebut dengan arisan biasa atau konvensional.

Ditinjau dari sisi keadilan, arisan dengan sistem biasa atau konvensional ini dirasakan kurang adil karena lebih menguntungkan anggota yang menjadi pemenang di awal-awal periode. Bagaimana tidak? Bagi yang memperoleh arisan di awal periode sama saja mendapatkan pinjaman tanpa beban bunga. Sementara yang mendapatkan arisan pada periode terakhir sama dengan menabung tanpa imbalan bunga. Padahal nominal uang yang diterima bagi oleh pemenang di awal maupun di akhir periode arisan jumlahnya sama. Penantian yang panjang bagi pemenang terakhir tidak membuahkan tambahan apapun, sehingga terkesan hanya melatih kesabaran saja.

Kelemahan arisan biasa atau sistem konvensional ini menciptakan ide-ide arisan dengan sistem baru. Salah satunya adalah sistem tembakan atau yang lebih dikenal dengan sistem lelang. Apa itu arisan sistem lelang? Secara fundamental arisan sistem lelang tidak jauh berbeda dengan arisan biasa, yakni kegiatan mengumpulkan uang dalam perkumpulan yang dilakukan secara berkala. Hanya saja, sistem pengundian pemenangnya yang berbeda.

Pada arisan sistem lelang, pemenang pertama adalah orang yang berperan sebagai ketua arisan, yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan uang arisan dari para anggota dan siap ‘nombok’ atau menalangi jika ada anggota yang tidak menyetorkan uang arisan setiap periodenya. Dari tanggung jawab yang cukup berat tersebut, ketua kelompok arisan mendapat ‘kehormatan’ menjadi pemenang di awal periode arisan. Nominal uang arisan yang diterima pun penuh dari seluruh anggota. Karena telah menang di awal periode, ketua kelompok arisan tidak boleh mengikuti lelang pada periode-periode arisan berikutnya.

Dalam sistem arisan lelang, pemenang arisan ditentukan berdasarkan pada hasil lelang. Sistemnya, ketua kelompok arisan menawarkan kesempatan pada anggota yang belum pernah memenangkan arisan untuk mengikuti lelang di setiap periodenya. Biasanya anggota yang mengikuti lelang adalah mereka yang sedang membutuhkan uang. Jika dalam satu periode terdapat empat orang yang mengikuti lelang, maka pemenangnya ditentukan berdasarkan nilai lelang tertinggi yang ditawarkan. Nilai lelang umumnya berkisar antara 10% hingga 25% dari jumlah iuran arisan. Untuk memberikan gambaran yang jelas, berikut ilustrasi contoh arisan sistem lelang.

Suatu kelompok berjumlah 10 orang mengadakan arisan sistem lelang dengan uang iuran sebesar Rp 500.000,- setiap periodenya. Pada periode pertama, pemenang arisan adalah ketua kelompok sehingga mendapatkan uang sejumlah Rp 4.500.000,- (asumsinya pemenang tidak ikut membayar iuran/setoran arisan). Pada periode berikutnya diadakan lelang terdapat 3 orang anggota yang sedang membutuhkan uang sehingga mengikuti lelang dengan harapan menjadi pemenang pada periode tersebut. Dari ketiga orang yang mengikuti lelang diperoleh penawaran sebagai berikut:

  •  A memberikan penawaran sebesar Rp 50.000,-
  •  B memberikan penawaran sebesar Rp 75.000,-
  • C memberikan penawaran sebesar Rp 100.000,-

Berdasarkan penawaran dari ketiga anggota yang mengikuti lelang diperoleh bahwa C memberikan penawaran dengan nilai paling besar, maka arisan dimenangkan oleh C. Namun, nominal uang yang diterima oleh C tidaklah penuh, karena anggota lainnya yang belum memenangkan arisan hanya membayar sebesar Rp 400.000,- (Rp 500.000,- – Rp 100.000,-). Pada periode kedua ini hanya ketua kelompok yang membayar penuh sebesar Rp 500.000,-. Jadi, jumlah uang arisan yang dimenangkan oleh C sebesar Rp 3.700.000,- dengan rincian:

  • Setoran ketua kelompok = Rp 500.000,-
  • Setoran anggota 8 orang x Rp 400.000,- = Rp 3.200.000,-

Total uang arisan = Rp 3.700.000,-

Sistem lelang tersebut akan berlanjut hingga berakhirnya masa periode arisan. Kok jumlah arisan yang diterima lebih sedikit, gak adil dong? Mungkin pertanyaan tersebut muncul dalam benak Anda. Secara nominal jumlah memang pemenang arisan lelang menerima jumlah yang lebih sedikit karena dari setoran yang seharusnya dibayarkan oleh anggota dikurangi dengan nilai lelang yang ditawarkan. Meski demikian, pemenang lelang diuntungkan karena mendapatkan uang arisan di saat membutuhkannya. Sementara bagi pemenang terakhir, ia akan mendapatkan jumlah nominal uang arisan penuh, tetapi membayar lebih kecil dari yang seharusnya di setiap periodenya.

Jadi perbedaan dari arisan biasa dengan sistem lelang dapat disimpulkan dalam tabel berikut.

Arisan Biasa Arisan Lelang
  • Pemenang arisan ditentukan berdasarkan undian/kocokan
  • Jumlah uang yang disetorkan setiap periode arisan sama
  • Pemenang arisan tidak dapat diprediksi
  • Pemenang arisan belum tentu anggota yang membutuhkan uang
  • Jumlah uang arisan yang diterima pemenang sama setiap periodenya
  • Pemenang arisan ditentukan berdasarkan lelang
  • Jumlah uang yang disetorkan setiap periode arisan berbeda, tergantung pada nilai lelang yang ditawarkan
  • Pemenang arisan bisa diprediksi
  • Pemenang arisan adalah anggota yang paling membutuhkan uang
  • Jumlah uang arisan yang diterima pemenang tidak selalu sama setiap periodenya

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang arisan lelang dan perbedaan arisan biasa dengan arisan lelang, semoga bermanfaat bagi Anda semua.

 

 



Pilih Mana Arisan vs Menabung?
Apa Beda Utang dan Piutang?
Beda Yuan vs Renminbi, Mana Sebenarnya Mata Uang China?
Berapa Sistem Arisan yang Kamu Tahu? Ternyata Ada Banyak Macam Arisan Lho!
Apa itu Arisan? Apa Arisan itu Riba?
Mengenal 5 Jenis Arisan, Mana yang Jadi Favorit Anda?
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan dan Bedanya dengan Harga Jual
Contoh Surat Balasan Kunjungan
Surat Balasan Izin Observasi / Surat Keterangan Izin Observasi
Contoh Surat Izin Observasi


Bagikan Ke Teman Anda