Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa itu LinkAja (Dulu TCash)?

Memasuki era cashless community, berbagai aplikasi pembayaran mulai bermunculan. Membayar dengan menggunakan uang elektronik merupakan gaya hidup baru dari masyarakat modern yang dinilai lebih aman dan lebih praktis. Kini ketika pergi kemana pun dan ingin melakukan pembayaran apa pun, tinggal satu kali klik melalui smartphone.

Jika masyarakat Indonesia sudah mengenal OVO,  Go-Pay, atau Dana, kini muncul satu lagi aplikasi pembayaran bernama LinkAja. Apa itu LinkAjAa?

LinkAja Sebuah Platform Pembayaran

LInkAja merupakan aplikasi tekfin (teknologi finansial) yang dikeluarkan oleh Kementerian BUMN. Berangkat dari cita-cita besar kementerian untuk memiliki sebuah layanan keuangan berbasis elektronik yang bisa digunakan di selurub perusahaan BUMN.

Bisa dibilang LinkAja merupakan sebuah layanan keuangan gabungan berbasis elektronik pada semua perusahaan milik negara. Aplikasi ini dikembangkan oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Tbk (TLKM).

Anda yang menggunakan operator nomor telepon Telkomsel pasti sudah tidak asing dengan isitlah LinkAja. Telkomsel telah mengganti layanan pembayaran elektronik yang semula bernama T-Cash menjadi LinkAja. T-Cash merupakan uji coba layanan LinkAja. T-Cash selama ini dikelola oleh PT Telekomunikasi Tbk.

LinkAja adalah produk layanan keuangan berbasis elektronik yang digagas oleh beberapa BUMN yaitu Telkomsel dengan kepemilikan sahan 25%, tiga bank besar yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI dengan masing-masing saham 20%, BTN dan Pertamina (Persero) dengan masing-masing jumlah sahan 7%, dan Jiwasraya 1%.

Layanan Keuangan Resmi dari Pemerintah

Peluncuran aplikasi LinkAja oleh Kementerian BUMN merupakan sebuah langkah tepat, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara maju. LinkAja menjadi program layanan keuangan tunggal berbasis elektronik.

Hal yang sama telah dilakukan di Hongkong, dimana pemerintah hanya mengeluarkan satu kartu bernama Octopus Card untuk layanan bagi para turis atau warga negaranya dalam hal transportasi publik, pembelian tiket hiburan, membeli makanan, hingga berbelanja. Di Singapura, kartu seperti ini dinamakan EZ-Link Card.

Dibandingkan dengan dua metode di atas, LinkAja menggunakan cara yang lebih praktis, melalui aplikasi seperti yang diterapkan oleh WeChat Pay dan Alipay di Tiongkok. Tidak perlu membawa kartu, cukup dengan mengunduh aplikasi melalui smartphone, dan pembayaran dapat dilakukan melalui QR (Quick Response) Code.

Peleburan Sistem Pembayaran Pemerintah ke dalam LinkAja

Kini LinkAja masih berada dalam tahap uji coba. Baru Telkomsel saja yang merubah aplikasi pembayarannya, yaitu T-Cash menjadi LinkAja. Selanjutnya, T-Cash akan menjadi alat pembayaran terintegrasi dari bank-bank BUMN seperti Bank Mandiri (e-cash, e-money), BNI (Unikqu), BRI (Tbank), dan Telkomsel (Tmoney).

Layanan resmi pemerintah juga direncanakan untuk melebur jadi satu menjadi LinkAja. Misalnya untuk pelayanan bagi pengguna jalan tol, transportasi publik milik negara, pembayaran SPBU Pertamina dan BPJS.

Kelebihan LinkAja

Teknologi finansial yang beredar dan digunakan oleh masyarakat saat ini berlomba-lomba mendapatkan banyak pengguna dengan cara saling “membakar” uang atau menawarkan diskon besar-besaran. Hal ini tidak perlu dilakukan LinkAja sebagai aplikasi pembayaran resmi milik pemerintah.

LinkAja cukup menawarkan kemudahan pada masyarakat dengan layanan terintegrasi untuk semua kebutuhan mulai dari membayar tarif tol, membayar BPJS, hingga pembayaran di SPBU. Tingginya kegunaan LinkAja di masa depan menjadi keunggulan tersendiri. Tanpa harus jor-joran mengeluarkan diskon dan promo, LinkAja dapat membantu kehidupan masyarakat.

Keuntungan LinkAja untuk Pemerintah

LinkAja digadang-gadang menjadi aplikasi teknologi finansial resmi pemerintah yang nantinya sangat berguna untuk kemajuan bangsa. Lebih dari sekedar aplikasi pembayaran, LinkAja bisa digunakan pemerintah untuk mengawasi subsidi atau bantuan melalui dana APBN. Semua data transaksi dan pembayaran yang dilakukan pengguna langsung masuk ke pemerintah. Data ini sebenarnya sangat penting agar pemerintah dapat mengambil kebijakan keuangan yang tepat.

Adanya LinkAja diharapkan mampu meminimalisir kebocoran anggaran subsidi dari pemerintah. LinkAja juga bisa menjadi media penyalur subsidi dari pemerintah, baik itu dalam bentuk tunai maupun BBM. Langkah ini juga bisa menjadi upaya yang tepat bagi pemerintah untuk membantuk masyarakat golongan unbanked menjadi banked.

Persaingan LinkAja dengan Go-Pay dan OVO

Seperti yang diketahui, kini ada dua aplikasi pembayaran berbasis elektronik yang merajai bidang tersebut, yaitu OVO dan Go-Pay. Penggunaan kedua aplikasi tersebut kini sudah bisa dilakukan di hampir semua merchant.

Baik OVO maupun Go-Pay selalu menarik minat masyarakat denga berlomba-lomba “membakar” uang melalui diskon besar-besaran jika melakukan transaksi dengan menggunakan aplikasi tersebut. Bagaimana dengan prospek LinkAja?

LinkAja menjadi pemain baru dalam dunia teknologi finansial. Namun sebagai aplikasi pembayaran digital milik pemerintah, diharapkan LinkAja bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Meskipun demikian, LinkAja harus mampu bersaing dengan kedua aplikasi yang telah digunakan sebagian besar masyarakat.

LinkAja, Langkah Pemerintah Menuju Cashless Community

Di negara-negara maju, penggunaan satu kartu untuk berbagai layanan publik sudah sangat umum. Anda yang suka bepergian ke luar negeri pasti sudah akrab dengan hal ini. Misalnya di Hongkong, semua masyarakat dan turis yang berkunjung wajib memiliki Octopus Card.

Octopus Card menawarkan kemudahan pada pengguna, terutama mereka yang sering bepergian dengan menggunakan bus atau MRT. Kartu ini juga bisa digunakan untuk membayar makanan, berbelanja di supermarket, dan transaksi pembayaran lainnya. Di Singapura, kartu serupa diberi nama EZ-Link Card.

Pembayaran elektronik berbasis aplikasi juga telah diterapkan di Tiongkok sejak lama, dengan WeChat Pay dan Alipay sebagai rajanya. Kedua aplikasi tersebut telah masuk ke berbagai lapisan masyarakat dan sukses menciptakan cashless community di Tiongkok. Program tersebut sukses diterapkan di Tiongkok, terbukti dengan pembayaran elektronik yang dilakukan hingga ke warung-warung dan pedagang kaki lima.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu LinkAja (dulu TCash), semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Bahaya Dari Deepfake
Apa Itu Digital Native?
Apa Itu Serangan Siber?
Ezubao: Kasus Penipuan P2P Lending dengan Skema Ponzi
Cara Melaporkan Pinjaman Online Ilegal ke OJK
Pengertian Financial Technology Menurut Bank Indonesia Beserta Aturannya
Contoh Crowdfunding: Pesawat R80 Rancangan Habibie
Fintech dengan Pertumbuhan Cepat
Mengenal Sejarah Mobil Listrik
Apa sih, Fintech (Financial Technology) itu?


Bagikan Ke Teman Anda