Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa itu On Demand Economy?

Sejarah menunjukkan ekonomi mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman. Dulu, transaksi untuk memenuhi kebutuhan dilakukan dengan sistem barter atau pertukaran. Kini, di era digitalisasi transaksi ekonomi semakin canggih, mudah, dan praktis. Bahkan untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dapat dilakukan secara online menggunakan smartphone berfasilitas jaringan internet.

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, ekonomi pun banyak mengalami perubahan. Saat ini konsumen dimanjakan dengan layanan bertransaksi secara real-time, mudah, dan praktis, tanpa harus mengunjungi toko secara langsung. Konsumen tak perlu repot berkeliling mencari barang yang diinginkan, karena bisa dilakukan melalui ponsel pintarnya. Hanya perlu menunggu beberapa saat sampai kurir mengantarkan barang yang dipesannya. Inilah on demand economy, mudah dan praktis bukan?

Mengenal on demand economy

On demand economy yang diterjemahkan sebagai ekonomi berdasarkan permintaan merupakan suatu model ekonomi yang didorong oleh teknologi yang memungkinkan bisnis untuk memenuhi permintaan konsumen dengan segera. Selain itu, on demand economy juga dapat dipahami sebagai aktivitas ekonomi yang diciptakan oleh pasar digital dan perusahaan teknologi guna memenuhi permintaan konsumen melalui akses langsung terhadap barang dan jasa.

Sebagai model ekonomi masa kini, on demand economy sepenuhnya didukung oleh teknologi baik melalui perangkat smartphone maupun koneksi internet, karena segala sesuatu dari model ekonomi ini mulai dari pemesanan barang atau jasa hingga pengirimannya dilakukan secara real-time online. Hal ini menjadikan on demand economy diterima publik, karena memberikan pengalaman yang cepat, praktis, dan efisien sesuai dengan perubahan perilaku konsumen yang menginginkan segala sesuatunya dengan cepat. Tak heran jika model ekonomi ini tumbuh dengan cepat dan signifikan.

Penerapan model on demand economy dinilai sebagai inovasi yang tak hanya memudahkan konsumen saja tetapi juga penyedia barang dan jasa untuk melakukan aktivitas ekonomi. Bagi konsumen, model ekonomi ini mampu menjawab kebutuhannya, karena menawarkan kenyamanan, kecepatan, dan kepraktisan dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Sementara bagi penyedia barang dan jasa, model ekonomi ini memberi kelonggaran karena mereka bisa memilih dan memilah jam kerja untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.

On demand economy membawa perubahan besar dalam model transaksi publik. Dalam penerapannya, on demand economy membutuhkan infrastruktur teknologi yang memadai, mulai dari jaringan internet, platform, server, hingga program atau aplikasi. Berbagai infrastruktur tersebut diperlukan agar konsumen bisa mengakses layanan yang ditawarkan melalui perangkat ponsel pintarnya.

Model on demand economy bukanlah sebuah tren yang sedang booming di masyarakat. Artinya model ekonomi ini tidak akan mengalami fluktuasi, tetapi justru akan terus meningkat secara signifikan. Sebab, model ekonomi berdasarkan permintaan membuka akses untuk pemenuhan barang dan jasa secara real-time. Hal ini jelas belum pernah terjadi pada model ekonomi lainnya.

Cara kerja on demand economy

Bagaimana on demand economy bekerja? Mekanisme layanan dalam on demand economy sepenuhnya menggunakan teknologi yang menghubungkan antara penyedia layanan dengan konsumen. Perusahaan teknologi berperan sebagai jembatan penghubung antara penyedia layanan dengan konsumen melalui platform dan aplikasi yang diciptakannya.

Baik penyedia layanan maupun konsumen harus memiliki sebuah akun terlebih dahulu agar bisa menggunakan dan mengakses layanan yang dikemas dalam aplikasi. Untuk itu, penyedia layanan dan konsumen harus melakukan registrasi guna mendapatkan akun tersebut. Model on demand economy terbuka untuk jenis produk dan layanan apapun, seperti jasa transportasi baik motor maupun mobil, kuliner, kurir, sewa kendaraan, pemesanan hotel, pembelian tiket bioskop, pembayaran tagihan, cleaning service, layanan bengkel, perawatan rambut, dan lain sebagainya.

Dalam model on demand economy, siapa pun bisa menjadi pemasok barang atau jasa dan juga konsumen asal memiliki akun aplikasi berbasis model ekonomi tersebut. Dengan perangkat smartphone yang tentunya dilengkapi fasilitas koneksi internet, konsumen bisa mengakses aplikasi untuk mengirimkan permintaan barang atau jasa yang dibutuhkannya.

Cara kerja on demand economy ini sangatlah mudah, konsumen hanya cukup membuka aplikasi dari smartphone-nya, kemudian memilih layanan yang diinginkan, lantas mengirimkan permintaan atas layanan tersebut. Selanjutnya penyedia barang atau jasa akan mendapatkan notifikasi melalui aplikasi permintaan layanan dan segera menindaklanjuti permintaan tersebut.

Bagaimana dengan pembayarannya? Ketika penyedia layanan telah menyelesaikan pesanan sesuai permintaan konsumen, umumnya pembayaran dilakukan melalui perusahaan teknologi yang menaungi penyedia layanan tersebut. Jika konsumen tidak memiliki keluhan atas layanan yang diterimanya, maka perusahaan teknologi bisa segera melakukan pembayaran ke penyedia layanan.

Untuk menilai kualitas layanan, konsumen diminta untuk memberikan umpan balik dan penilaian atas layanan yang diterimanya, baik dari kualitas barang, kecepatan pengiriman, maupun respon penyedia layanan. Penilaian ini umumnya dalam bentuk rating bintang, dimana bintang 5 artinya kualitas layanan sangat baik, bintang 4 artinya baik, bintang 3 artinya cukup baik, bintang 2 artinya tidak baik, dan bintang 1 artinya sangat tidak baik.

Prinsip inti on demand economy

Model ekonomi berdasarkan permintaan terus mengalami perkembangan. Cara kerja yang simpel menjadikannya mudah diakses oleh pengguna baik yang berperan sebagai penyedia layanan maupun konsumen. Kemudahan cara kerja on demand economy tak lepas dari penerapan prinsip inti sebagai berikut.

  • Memberikan layanan secara instan

Proses pemberian layanan dilakukan secara instan, karena dalam on demand economy tidak ada yang mau menunggu lama. Ketika konsumen meminta layanan transportasi baik mobil maupun motor dan memesan makanan, mereka ingin konfirmasi segera dari penyedia layanan. Hal ini diakomodir oleh perusahaan teknologi dengan mengirimkan notifikasi pembaruan perubahan status, posisi dalam peta, dan produk atau layanan itu sendiri secepat mungkin. Pemberian layanan instan ini amat penting. Sebab itu, dibutuhkan lapisan komputasi real-time yang ketat dan andal agar pemberian layanan bisa sesuai dengan permintaan.

  • Pengalaman bersama yang saling terhubung

On demand economy menghubungkan konsumen dengan penyedia layanan secara real-time. Artinya, baik konsumen maupun penyedia layanan sama-sama memiliki pengalaman instan dalam proses pemenuhan permintaan. Konsumen meminta barang atau jasa, sementara penyedia layanan memenuhinya. Sebab itu, perlu adanya sinkronisasi sehingga semua pihak yang terlibat dalam pemenuhan permintaan sama-sama memperoleh pengalaman instan. Sinkronisasi baik dalam obrolan pesan maupun pantauan peta atau pembaruan lokasi akan menentukan kepuasan pengguna dan keberhasilan layanan.

  • Menggunakan smartphone

Setiap transaksi dalam on demand economy dilakukan menggunakan perangkat seluler berupa smartphone. Artinya, smartphone harus menjadi perhatian utama dalam bisnis dengan model ekonomi ini agar bisa memenuhi permintaan. Smartphone memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan secara kontinyu dalam posisi mobile. Sebab itu, on demand economy menawarkan layanan yang dapat diandalkan karena bisa diakses kapan pun dan di mana pun.

Keunggulan dan kelemahan on demand economy

Model ekonomi on demand memang mampu menyita perhatian dan keterlibatan publik untuk menggunakannya. Tak heran, sebab banyak keunggulan dari mode ekonomi yang satu ini. Beberapa diantaranya sebagai berikut.

  • Dapat memenuhi permintaan atas barang dan jasa secara real-time

Pada model ekonomi konvensional, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan secara real-time, konsumen harus datang langsung ke toko. Tak hanya butuh tenaga tetapi juga waktu. Lain halnya dengan model ekonomi on demand, konsumen cukup hanya mengandalkan jempolnya untuk memesan barang atau jasa yang diinginkannya. Tak butuh waktu lama menunggu, barang atau jasa yang dipesan akan segera dikirim oleh penyedia layanan.

  • Mudah dan nyaman menemukan penyedia layanan guna memenuhi kebutuhan

Harus diakui bahwa model ekonomi on demand memberikan kemudahan kepada konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Konsumen bisa dengan mudah menemukan penyedia layanan baik untuk kelancaran aktivitasnya sehari-hari maupun mendapatkan barang yang diinginkan. Jumlah penyedia layanan yang banyak dan tersebar di berbagai wilayah tentu saja semakin mempermudah pemenuhan permintaan.

  • Lebih hemat biaya, menjangkau luas, dan efisien

Model ekonomi on demand memungkinkan penyedia barang dan jasa memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara yang lebih hemat biaya, efisien, dan jangkauan yang lebih luas. Hal ini jelas lebih menguntungkan, karena mereka bisa menawarkan beragam layanan tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya operasional. Selain itu, untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, penyedia barang atau jasa tidak perlu mempekerjakan banyak staf.

  • Dapat mengisi waktu luang untuk menghasilkan pendapatan tambahan

Dalam ekonomi on demand, aktivitas pemenuhan permintaan konsumen tidaklah mengikat. Artinya, penyedia layanan bisa bebas mengatur waktunya dalam bekerja. Jika aplikasi dimatikan, otomatis akun penyedia layanan tidak aktif, sehingga mereka tidak bisa mengakses permintaan dari konsumen. Penyedia layanan dapat memilih untuk bekerja lebih banyak atau sedikit, tergantung keinginannya. Siapa pun bisa menjadi penyedia layanan dalam ekonomi on demand ini, bahkan mereka yang memiliki pekerjaan utama. Penyedia layanan bisa dijadikan sebagai pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu luang guna memperoleh penghasilan tambahan.

Tak selalu unggul, mode ekonomi on demand pun memiliki celah kelemahan. Beberapa kelemahannya adalah sebagai berikut.

  • Rawan peretasan

Ekonomi on demand berkembang dengan dukungan teknologi sepenuhnya. Artinya, segala sesuatu termasuk data pengguna disimpan dalam sistem komputasi awan. Hal ini jelas memiliki risiko yang besar karena rawan terjadi peretasan. Di sini perusahaan teknologi harus bisa memastikan bahwa data yang menjadi privasi pengguna tersimpan dengan aman. Selain itu, perusahaan teknologi juga harus mampu mencegah serangan dari para hacker yang merusak sistem atau program. Jika hal ini terjadi, maka bisa jadi pemulihan sistem tersebut membutuhkan biaya yang mahal. Belum lagi kepercayaan konsumen terhadap keamanan sistem yang dibangun perusahaan teknologi tersebut.

  • Tidak ada jaminan jumlah pekerjaan tetap

Dalam ekonomi on demand tidak ada jaminan jumlah pekerjaan tetap. Artinya, penyedia layanan merupakan ‘kontraktor’ independen sehingga tidak mendapatkan gaji tetap dari perusahaan teknologi. Penghasilan yang diperoleh murni dari fee layanan yang diberikan kepada konsumen dan juga sistem bonus dari aturan yang ditetapkan perusahaan teknologi. Jika penyedia layanan bekerja lebih keras dengan memanfaatkan waktu lebih banyak, kemungkinan penghasilan yang diperolehnya juga akan banyak. Demikian pula sebaliknya.

Wujud partisipasi dalam on demand economy

Tak bisa dipungkiri bahwa sejak munculnya perdagangan melalui internet, ekonomi on demand menjadi salah satu sektor perdagangan yang mengalami pertumbuhan secara cepat dan berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pengguna dan penyedia layanan yang saling terkoneksi dalam upaya pemenuhan permintaan.

Kebutuhan konsumen semakin kompleks. Mereka mencari kemudahan, kenyamanan, kecepatan, dan proses transaksi yang simpel, sehingga tidak mengganggu aktivitas dan mobilitas mereka yang semakin padat. Ekonomi on demand seolah menjadi solusi atas permasalahan mereka. Sebab itu, ekonomi on demand berkembang guna memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan dengan cara mudah, hanya dengan ketukan tombol pada smartphone kapan pun dan di mana saja berada.

Pelaku dalam ekonomi on demand adalah perusahaan teknologi, penyedia layanan, dan konsumen. Masing-masing pelaku tersebut memiliki andil dalam perkembangan model ekonomi on demand.

  • Bagi perusahaan teknologi, wujud partisipasi yang diberikan adalah memastikan bahwa pengguna dapat mengakses user interface aplikasi tanpa kendala apapun, seperti error, nge-lag, dan lainnya. Kelancaran akses terhadap aplikasi layanan pastinya akan dapat meningkatkan kepuasan pengguna.
  • Bagi pengguna, partisipasi yang mungkin diwujudkan adalah menjaga informasi pribadi dan memberikan penilaian atas layanan secara adil. Pengguna memang memiliki keleluasaan dalam memberikan penilaian terhadap layanan yang diterimanya. Meski demikian, tetaplah objektif dalam menilai. Artinya, jangan langsung menilai kualitas layanan buruk. Pahami dan pertimbangkan kondisi dan situasi yang dihadapi penyedia layanan saat berupaya memenuhi permintaan konsumen. Sebab, nilai buruk yang diberikan akan berdampak negatif terhadap penilaian performa penyedia layanan dari perusahaan teknologi yang menaunginya.
  • Bagi penyedia layanan, partisipasi yang bisa diwujudkan adalah menjaga kualitas layanan yang diberikan kepada konsumen. Selain itu, menjalin komunikasi yang baik selama proses pemenuhan permintaan juga sangat dianjurkan. Sebab, konsumen tak jarang membatalkan pesanan dan mencari penyedia layanan lain, apabila tidak ada komunikasi yang baik.

Contoh on demand economy

Bicara panjang lebar mengenai on demand economy, namun seperti apa wujud dari model ekonomi ini dalam kehidupan publik saat ini. Ekonomi on demand telah berkembang di berbagai negara termasuk Indonesia. Anda pasti telah familiar bahkan pengguna aplikasi GoJek atau Grab. Nah, itulah contoh on demand economy di Indonesia. Secara kebetulan keduanya merupakan rival dalam layanan berbasis transportasi.

Selain GoJek dan Grab, ada pula Traveloka sebagai on demand economy berbasis perjalanan wisata. Traveloka menawarkan layanan pembelian tiket pesawat, reservasi hotel, penyewaan kendaraan, dan lain sebagainya.

Pada prinsipnya ekonomi on demand mencakup seluruh layanan di semua pasar berbasis digital, terutama yang bergerak di bidang pemenuhan barang dan jasa. Banyak industri yang memanfaatkan ekonomi on demand untuk menjangkau pasar lebih luas. Tak terkecuali e-commerce yang menyediakan marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lain sebagainya. Antuasiasme publik terhadap ekonomi on demand mendorong banyak perusahaan untuk memanfaatkan model ekonomi yang satu ini. Tak heran jika semakin banyak perusahaan bermunculan untuk memenuhi permintaan konsumen dari waktu ke waktu.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang Apa itu on demand economy, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Persiapan untuk Usaha Kecil Menghadapi Resesi Ekonomi yang akan Datang
Kupas Tuntas Definisi Ekonomi Berorientasi Kekayaan Menurut Adam Smith
Apa itu Resesi Ekonomi? Apa Indikatornya?
Strategi Menabung Sesuai dengan Kondisi Ekonomi
Apa itu Ekonomi Perang?
Apa Efek Ekonomi Melambat?
Pertumbuhan Ekonomi, Pengertian dan Pengukurannya
Bagaimana Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi?
Alasan Ethiopia Bakal Menjadi Pusat Ekonomi Global Berikutnya
Apa itu Ekonomi Tradisional?


Bagikan Ke Teman Anda