Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Definisi Debt to Income Ratio?

Debt to Income Ratio atau rasio hutang terhadap pendapatan merupakan salah satu bagian dari rasio keuangan. Rasio keuangan sendiri merupakan hal yang penting terutama dalam menjalankan bisnis. Analisa rasio keuangan dapat digunakan untuk membantu mengukur tingkat keberhasilan perusahaan. Rasio ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Selain itu, Debt to Income Ratio juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan finansial seseorang. Hal ini sangat berpengaruh pada saat mengajukan pinjaman atau kredit. Untuk lebih memahami apa itu Debt to Income Ratio, berikut ulasan lengkapnya:

Pengertian Debt to Income Ratio

Debt to Income Ratio merupakan perbandingan dari jumlah hutang bulanan dengan total pendapatan kotor per bulan. Pendapatan kotor atau bruto ini merupakan total pendapatan sebelum dikurangi dengan pajak atau komponen-komponen pengurang lainnya.

Debt to Income Ratio banyak digunakan oleh pemberi hutang atau kredit untuk mengukur kemampuan finansial seseorang. Hal ini nantinya bakal mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemberi hutang. Poin yang akan diamati yaitu apakah orang tersebut memiliki kemampuan yang cukup untuk mengatur pendapatan dan membayar hutangnya atau tidak.

Pada dasarnya, rasio yang baik adalah saat jumlah hutang lebih kecil daripada jumlah pendapatannya. Hal ini menunjukkan bahwa nantinya hutang tersebut bisa dibayarkan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung Debt to Income Ratio:

Berikut adalah langkah-langkah yang digunakan dalam perhitungan nilai Debt to Income (DTI) ratio:

  1. Menjumlahkan semua cicilan hutang bulanan, termasuk tagihan kartu kredit, pinjaman, dan hipotek
  2. Menetapkan angka pendapatan kotor atau bruto per bulan (pendapatan sebelum dikurangi dengan pajak)
  3. Membagi total cicilan hutang per bulan dengan total pendapatan bruto per bulan
  4. Hasil pembagian tersebut merupakan angka desimal sehingga harus dikali dengan angka 100% agar didapatkan angka presentasenya

Klasifikasi Besar Nilai Debt to Income Ratio

Setelah perhitungan Debt to Income Ratio, maka persen DTI dapat diketahui. Tiap-tiap besaran nilai DTI memiliki arti dan kondisi masing-masing. Misal apabila angka DTI yang didapat adalah 10%, maka 10% dari total pendapatan digunakan untuk membayar hutang. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai nilai debt to income ratio:

  • Nilai DTI di bawah 35%

Jika nilai DTI berada di bawah 35%, maka bisa dikatakan bahwa nilai ini ideal. Artinya hutang yang harus dibayarkan sesuai dengan pendapatan yang diterima. Pemberi hutang biasanya memang lebih mudah percaya untuk memberikan pinjaman untuk orang dengan angka DTI di bawah 35%. Angka ini bervariasi untuk masing-masing lembaga yang berbeda, namun umumnya patokan yang digunakan yaitu 35%.

  • Nilai DTI antara 35% hingga 49%

Jika nilai DTI berada di antara 25% hingga 49%, maka dapat dikatakan bahwa nilai ini kurang ideal namun masih bisa diperbaiki. Yang harus dilakukan adalah mengontrol pengeluaran dan mengusahakan agar nilai ini bisa turun menjadi di bawah 40%. Dengan nilai DTI seperti ini maka masih ada kemungkinan untuk terkualifikasi mendapatkan pinjaman. Pada kondisi ini pemberi hutang dapat mengajukan syarat atau perjanjian tambahan.

  • Nilai DTI di atas 50%

Jika nilai DTI berada di atas 50%, maka bisa dikatakan bahwa nilai ini termasuk ke dalam kondisi yang tidak ideal. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara pengeluaran atau hutang dengan pendapatan. Di angka ini, biasanya orang memiliki kesulitan untuk membayar cicilan sehingga tidak bisa lagi untuk mengajukan pinjaman.

Cara Menurunkan Debt to Income Ratio

Tidak bisa dipungkiri bahwa nilai DTI yang rendah akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman. Jikai nilai DTI terlalu tinggi, maka perlu diambil langkah-langkah tertentu agar nilai ini bisa turun. Berikut adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk menurunkan nilai DTI:

  • Mengurangi nominal hutang

Untuk menurunkan nilai DTI bisa dilakukan dengan mengurangi nominal hutang. Yang perlu jadi patokan, bila nominal hutang yang kita miliki makin kecil maka nilai DTI akan secara otomatis juga semakin rendah. Untuk mengurangi nilai ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

Cara pertama yaitu dengan mengurangi sifat konsumtif. Cukup membeli kebutuhan sesuai kemampuan, dan berhenti menggunakan kartu kredit. Kemudahan menggunakan kartu kredit membuat beberapa orang terjerat hutang akibat sifat konsumtifnya. Hal ini tentu akan menambah jumlah hutang bulanan.

Cara kedua yaitu dengan memperpanjang cicilan dengan bunga rendah. Semakin panjang tenor, maka hutang yang harus dibayar per bulan juga akan turun.

  • Meningkatkan total pendapatan

Untuk menurunkan nilai DTI bisa dilakukan dengan meningkatkan total pendapatan. Sebagai pembilang, apabila total pendapatan makin besar maka nilai DTI juga akan semakin besar. Hal ini dapat diatasi dengan mengajukan kenaikan gaji, mencari pekerjaan sampingan atau penghasilan tambahan lainnya.

Keterbatasan Debt to Income Ratio

Meskipun sangat berpengaruh, namun DTI memiliki keterbatasan jika dijadikan satu-satunya pertimbangan dalam pemberian pinjaman. Dalam pengambilan keputusan ini, perlu adanya faktor lain yang harus dipertimbangkan juga. Faktor tersebut yaitu sejarah kredit dan nilai kreditnya. Sejarah hutang terdahulu harus dipertimbangkan. Dilihat pula apakah ada hutang yang belum terbayarkan, terlambat dibayarkan, dan kondisi-kondisi lainnya.

DTI ratio juga tidak mempertimbangkan mengenai jenis hutang yang dihitung. Padahal, setiap jenis hutang memiliki karakteristiknya masing-masing. Misalnya, bunga kartu kredit yang tentu lebih tinggi daripada pinjaman untuk pendidikan. Oleh karena itu, DTI digunakan hanya sebagai salah satu faktor pertimbangan.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang definisi debt to income ratio, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



8 Hal Ini Bisa Membuat Bisnis Kamu Terlihat Lebih Menonjol
Apa itu Leasing? Definisi Leasing
Cara Menghasilkan Keuntungan Bisnis Di Masa Resesi
Definisi Shell Bank
Tips Bisnis dari Jack Ma
Apa itu Cash Advance? Definisi Cash Advance
5 Alasan Mengapa Bisnis Kecil Akan Tetap Kecil
Apa itu Free Cash Flow? Definisi Free Cash Flow
Untung Rugi Bisnis Koin Laundry
Mengenal Apa Itu One Stop Shopping


Bagikan Ke Teman Anda