Definisi Freemium Pricing
Freemium sendiri merupakan singkatan dari penjabaran Free dan Premium. Metode ini kini sedang ramai dibicarakan dan menjadi favorit. Dalam dunia bisnis digital saat ini sudah banyak metode marketing yang digunakan untuk meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar. Contohnya saja penggunaan Freemium Pricing yang menawarkan penggunaan produk secara gratis kepada para konsumennya dengan fasilitas terbatas.
Kemudian untuk bisa menikmati fasilitas dengan spesifikasi tertentu, maka anda bisa memilih versi premiumnya dengan membayar sejumlah uang sesuai tarif yang sudah ditentukan oleh pihak penyedia layanan. Produk yang biasa ditawarkan dengan menggunakan metode Freemium Pricing adalah produk digital atau start up seperti halnya aplikasi berbasis android, berbasis desktop atau pun berbasis web yang pada dasarnya bisa digunakan secara online.
Penawaran gratis untuk menggunakan suatu produk memang bisa dikatakan sebagai metode yang tepat untuk memperkenalkan bisnis anda kepada khalayak ramai dengan jangkauan world wide. Faktanya, perusahaan-perusahaan software raksasa berhasil menggunakan metode Freemium Pricing untuk menjaring lebih banyak user sehingga mau mencoba produk yang ditawarkan. Salah satu perusahaan raksasa tersebut adalah Linkedln. Sehingga peluang meraup keuntungan sebanyak-banyaknya pun bisa terwujud hingga perusahaan semakin berkembang pesat.
Perlu anda ketahui, dengan menggunakan metode ini untuk memperkenalkan bisnis anda, maka anda harus menyediakan dana yang cukup untuk menutupi seluruh biaya operasionalnya terlebih dahulu, sebelum bisnis yang anda jalankan tersebut menghasilkan keuntungan bagi anda. Inilah yang menjadi kendala karena tidak semua seorang pembisnis mau mengambil resiko.
Sebagai perkenalan, cukup anda sediakan produk dasar untuk digunakan sebagai metode branding. Buatlah semenarik mungkin sehingga para user merasa nyaman menggunakan produk gratisan yang anda keluarkan tersebut. Selagi proses promo berlangsung, anda bisa melengkapi fasilitas premiumnya sebelum diperkenalkan ke khalayak ramai. Jika para user merasa nyaman menggunakan produk gratisan tersebut untuk menunjang bisnis yang dilakukan para user, tentu seiring berjalannya waktu mereka tidak akan ragu untuk menggunakan produk anda versi premiumnya.
Mengenal Jenis Freemium Pricing pada Dunia Bisnis
Jenis Freemium Pricing sendiri bisa dikategorikan sesuai dengan teknik penawarannya, antara lain sebagai berikut :
1.Land and Expand
Metode ini bisa dikatakan cukup unik karena membedakan antara pengguna versi individu dengan pengguna versi perusahaan. Untuk versi individu memang ditawarkan secara gratis dan bisa menikmati berbagai fiturnya. Namun untuk versi perusahaan sendiri ditawarkan dengan berbayar untuk bisa menggunakannya.
Sebagai contoh perusahaan yang menerapkan metode Land and Expand adalah perusahaan bernama Yammer. Yammer menyediakan produk social media khusus untuk bisa dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dengan begitu perusahaan akan lebih mudah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehari-hari.
2. Unlimited Free Trial
Tidak banyak perusahaan yang mau menggunakan teknik satu ini. Karena memang penggunaan teknik Unlimited Free Trial sangat beresiko. Bagi para user, penawaran tersebut tentu akan sangat menguntungkan bagi mereka. Pasalnya mereka beranggapan bisa menggunakannya dalam jangka waktu lama dan gratis pula.
Padahal pada kenyataannya, penawaran gratis tersebut hanya akan dilakukan sementara saja. Setelah jumlah user melampau target yang ditentukan, pihak penyedia layanan akan merubahnya menjadi pelayanan berbayar.
Nah hal ini yang akan membuat para user kaget. Bagi mereka yang memang membutuhkannya untuk membantu mengembangkan bisnis, tentu penawaran berbayar pun akan diambil. Dan sebaliknya bagi mereka yang mempunyai budget terbatas, tentu akan merelakan untuk tidak menggunakan lagi dan mencari alternatif lain.
3. Freeware 2.0
Metode selanjutnya ini banyak diburu para user yang memang senang menggunakan produk gratis tapi menguntungkan. Freeware 2.0 ini adalah jawabannya, karena memang menawarkan layanan produk secara gratis selamanya.
Bagi para pelaku bisnis yang menerapkan metode satu ini, memang tidak mempunyai niat untuk melakukan konversi dari produk yang semula ditawarkan secara gratis kemudian disarankan untuk beralih ke produk berbayar.
Berarti dalam hal ini sumber penghasilan perusahaan yang menggunakan metode satu ini memang tidak terdapat pada aplikasi dasar yang ditawarkan ke khalayak ramai, melainkan mempunyai sumber lain. Anda bisa lihat metode ini telah digunakan oleh perusahaan Evernote.
4. Strategi Produk Alternatif
Jika dilihat secara sekilas, metode satu ini mempunyai kemiripan dengan metode Freeware 2.0. Yang menjadi pembeda paling menonjol adalah produk yang ditawarkan secara gratis memang bisa digunakan selamanya. Namun perusahaan sudah menyiapkan produk baru dengan penawaran yang lebih lengkap dan berbayar.
Metode ini cukup baik untuk digunakan karena minim resiko dan tidak berpeluang membuat sebuah produk menjadi memiliki reputasi buruk di kalangan para user. Dengan menyediakan produk berbayar yang berbeda merk, tentu akan lebih efektif untuk meningkatkan konversi user yang semula gratis menjadi berbayar.
5. Ekosistem
Metode ini telah digunakan oleh perusahaan mesin pencarian raksasa bernama Google. Cara ini memanfaatkan media marketplace untuk bisa sharing profit antara penyedia market dengan pengguna market. Contoh mudahnya seperti ini, sebagai seorang programer yang ingin menjual produk digitalnya melalui marketplace milik Google, jika produk tersebut terjual, maka antara kedua belah pihak tersebut akan sama – sama mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut.
Dengan menyimak penjelasan di atas yang sudah saya sajikan mengenai definisi Freemium Pricing diharapkan bisa membantu anda dalam menambah wawasan baru. Selain itu bagi anda yang juga mempunyai bisnis digital, tentu bisa mempertimbangkan metode tersebut untuk diaplikasikan. Semoga bisa bermanfaat bagi anda ya.
Artikel Terkait
Demikianlah artikel tentang definisi freemium pricing, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
