Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Definisi Too Big to Fail

Too big to fail apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya terlalu besar untuk gagal. Lantas apa maksudnya? Maksudnya adalah sebuah konsep dimana suatu bisnis sudah terlalu besar sehingga sebisa mungkin bisnis dihindarkan dari yang namanya kegagalan. Besarnya bisnis berdampak pada perekonomian masyarakat, jadi pemerintah ikut berperan dalam meminimalisir peluang terjadinya kegagalan bisnis. Penjelasan lebih lengkapnya bisa anda simak di ulasan berikut.

Apa Arti Too Big to Fail?

Too big to fail menggambarkan sebuah konsep dimana pemerintah akan melakukan intervensi (campur tangan) pada suatu bisnis. Bisnis yang dimaksud bukanlah sembarang bisnis, tapi bisnis yang telah tertanam dalam fungsi ekonomi, dimana kegagalannya bisa menjadi bencana pada seluruh perekonomian negara.

Bencana yang dimaksud seperti terjadinya masalah pada perusahaan yang mengandalkan bisnis tersebut, banyaknya pengangguran karena tidak bekerja lagi di bisnis tersebut, dan masih banyak lainnya. Secara konseptual, dalam situasi ini pemerintah akan mempertimbangkan biaya bailout daripada merasakan dampak ekonomi dari kegagalan bisnis yang dimaksud.

Too Big to Fail: Lembaga Keuangan

Istilah too big to fail sebenarnya berpusat pada bisnis tertentu, seperti bank-bank besar. Bank besar sangat penting bagi perekonomian sehingga akan menjadi bencana jika mengalami kebangkrutan. Untuk menghindari krisis, pemerintah menyediakan dana bailout untuk mendukung bisnis yang hampir mengalami kebangkrutan, untuk melindungi perusahaan dari kreditor mereka, dan juga melindungi kreditor dari kerugian.

Lembaga keuangan yang termasuk dalam kategori too big to fail diantaranya adalah bank, asuransi, dan organisasi keuangan lainnya. Bank yang dimaksud adalah bank yang masuk kategori SIB (Systematically Important Bank). SIB merupakan bank yang mempunyai aset besar dan mempunyai anak usaha yang saling terhubung (terinterkoneksi).

Bank-bank tersebut selalu diawasi pemerintah agar saat terjadi krisis, bank tidak jatuh dan tidak membahayakan perekonomian negara. Untuk lembaga keuangan, yang ikut diatasi pemerintah adalah lembaga yang masuk kategori SIFI (Systemically Important Financial Institution). Di Indonesia, bank dan lembaga keuangan tersebut di bawah pengawasan OJK dan BI.

Poin Penting dari Too Big to Fail

Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan atau poin penting yang berkaitan dengan too big to fail yang bisa anda baca berikut ini.

  1. Too big to fail adalah bahasa atau istilah sehari-hari yang diterapkan pada konsep bahwa beberapa bisnis akan menyebabkan kerusakan luas pada ekonomi negara jika bisnis tersebut mengalami kebangkrutan atau kegagalan.
  2. Konsep too big to fail membuat pemerintah melakukan intervensi atau campur tangan saat bisnis terancam mengalami kebangkrutan atau kegagalan.
  3. Dalam menghadapi krisis, pemerintah akan melakukan penyelamatan berdasarkan Perpu No 4/2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan. Di Amerika penyelamatan berdasarkan The Emergency Economic Stabilization Act of 2008 dan di Inggris berdasarkan BoE Act.
  4. Isi utama dari Perpu No 4/2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan adalah Bank Indonesia akan memberi Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD) yang dijamin pemerintah pada bank dan LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank) yang berpotensi krisis dan berdampak sistemik.

Penyelamatan Too Big to Fail di Indonesia

Kini kita akan membahas tentang penyelamatan keuangan bank dan LKBB di Indonesia saat terjadi krisis. Jadi saat terjadi krisis, pemerintah akan bertindak berdasarkan perpu Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). JPSK ini ditujukan untuk pencegahan krisis dan penyelesaian krisis sehingga diharap tidak akan timbul biaya besar yang berhubungan dengan perekonomian negara nantinya.

Lembaga yang masuk dalam JPSK antara lain yaitu Departemen Keuangan, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Departemen Keuangan bertanggung jawab menyusun perundang-undangan sektor keuangan dan menyediakan dana penanganan krisis. Bank Indonesia bertanggung jawab menjaga stabilitas moneter, kesehatan perbankan, serta keamanan dan kelancaran sistem pembayaran. Sedangkan LPS bertanggungjawab menjamin simpanan para nasabah bank serta resolusi bank yang bermasalah.

Dengan adanya JPSK ini, saat terjadi krisis, bank-bank yang masuk kategori SIB tidak akan mengalami kebangkrutan atau kegagalan yang bisa berdampak buruk pada perekonomian negara. Mengenai jumlah bantuannya, diputuskan setelah ada koordinasi antara pemain JPSK. Untuk sumber pendanaannya berasal dari APBN tapi harus dengan persetujuan DPR.

Contoh Bank Too Big to Fail

Agar lebih mudah dipahami, kita jabarkan contohnya. Contoh kali ini diambil dari krisis yang terjadi di Amerika.

  1. Contoh pertama too big to fail adalah Bear Stearns. Bear Stearns merupakan bank kecil yang sangat terkenal. The Fed (Federal Reserve System atau bank sentral Amerika Serikat) khawatir jika kegagalan Bear Stearns akan menghancurkan kepercayaan bank lain. Maka dari itu pada Maret 2008, the Fed meminjamkan 30 miliar dolar pada JPMorgan Chase untuk membeli Bear Stearns.
  2. Contoh selanjutnya adalah Lehman Brothers. Lehman Brothers merupakan bank investasi. Memang bukan perusahaan besar, tapi dampak kebangkrutannya cukup mengkhawatirkan. Pada tahun 2008, menteri keuangan AS, Hank Paulson mengatakan tidak pada dana bailout atau dana bantuan untuk Lehman Brothers sehingga bank satu ini mengalami kebangkrutan.
    Senin berikutnya indeks pasar saham Dow turun 350 poin. Hari Rabu nya, pasar keuangan panik. Hal itu mengancam overnight lending yang diperlukan untuk menjaga bisnis tetap berjalan. Masalahnya adalah di luar apa yang bisa dilakukan oleh kebijakan moneter yang berarti perlu dana talangan sebesar 700 miliar dolar untuk merekapitalisasi bank-bank besar. Contoh kedua ini memberitahukan bahwa bank too big to fail perlu didukung dan dibantu agar kegagalannya tidak berdampak pada ekonomi negara.
  3. Citigroup juga menerima suntikan dana tunai senilai 20 miliar dolar dari Treasury. Sebagai imbalannya, pemerintah menerima 27 miliar dolar saham preferen yang menghasilkan pengembalian tahunan sebesar 8 persen. Perusahaan juga menerima warrant untuk membeli saham tidak lebih dari 5 persen dengan harga 10 dolar per saham.
  4. Contoh too big to fail selanjutnya adalah Goldman Sachs dan Morgan Stanley. The Fed menyelamatkan bank tersebut dan membiarkannya menjadi bank komersial. Hal tersebut membuat Goldman Sachs dan Morgan Stanley bisa meminjam dengan program discount window. Bank tersebut juga bisa mengambil keuntungan dari program penjaminan The Fed lainnya yang diperuntukkan bagi bank komersial.
  5. Perusahaan hipotek Fannie Mae dan Freddie Mac juga masuk sebagai too big to fail karena menjamin 90 persen dari semua hipotek rumah di akhir tahun 2008. Treasury menanggung 100 juta dolar untuk hipotek mereka, yang pada dasarnya mengembalikannya pada kepemilikan pemerintah. Jika Fannie and Freddie bangkrut, pasar perumahan akan runtuh. Karena itulah bank tidak akan meminjamkan tanpa jaminan pemerintah.
  6. Perusahaan asuransi AIG pun tak luput dari too big to fail karena merupakan salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia. Saat AIG terkena masalah, The Fed memberikan pinjaman dua tahun senilai 85 miliar dolar karena kebangkrutan AIG memicu kegagalan pada lembaga keuangan yang membeli swap AIG.

Demikian tadi penjelasan mengenai arti too big to fail beserta contoh kejadiannya. Bagaimana? Anda kini sudah paham bukan?

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang definisi too big to fail, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Definisi Polis Lapse
Definisi Aset Likuid
8 Tantangan yang Dihadapi Bisnis Baru
Penjelasan Lengkap Rumus Break Even Point Beserta Contohnya
Apa itu Wesel? Definisi Wesel
Tips Bisnis dari Jack Ma
Tip Berbisnis dari Para Milyarder
Apa Itu Benchmarking?
Definisi Retained Earning
Apa itu Pro Forma? Definisi Pro Forma


Bagikan Ke Teman Anda