Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Mengapa Jumlah Anak Keluarga Kaya Lebih Sedikit Dibanding Keluarga Miskin?

Banyak anak banyak rezeki. Anda pasti pernah mendengar adagium tersebut. Benarkah demikian? Pada fitrahnya setiap manusia telah memiliki rezekinya masing-masing. Bahkan ada pula ungkapan bahwa rezeki tidak akan pernah tertukar, karena Tuhan telah mengatur semuanya dengan baik.

Kenyataan yang berkembang dalam masyarakat, orang kaya yang notabene telah mapan secara materi dan finansial justru memiliki jumlah anak yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang miskin. Secara logika, memiliki jumlah anak banyak tentu bukan hal sulit toh mereka banyak harta, sehingga mampu membiayai dan mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Justru keluarga yang tergolong miskin memiliki anak dalam jumlah banyak, sehingga ironi jika dilihat dari kemapanan materi dan finansial.

Lantas, apa yang menyebabkan orang kaya memiliki anak yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan orang miskin? Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, beberapa di antaranya sebagai berikut.

  • Tingkat pendidikan

Orang kaya jelas memiliki penghasilan yang tinggi. Nah, penghasilan yang tinggi ini cenderung didukung oleh tingkat pendidikan yang tinggi pula. Masyarakat perkotaan modern umumnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Hal ini mempengaruhi pola pikir dan tujuan hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah dalam mengakses dan memahami akan banyak aspek kehidupan seperti teknologi, kesehatan, psikologi, ekonomi, dan lainnya.

Bukan menafikan pentingnya keturunan dalam sebuah keluarga. Realitanya keluarga kaya berpendidikan tinggi lebih memahami dan menyadari dampak yang mungkin timbul dari banyaknya jumlah anak dengan kelahiran jarak dekat, karena mereka memiliki sumber daya untuk mengakses informasi dan teknologi secara lengkap dan valid dibandingkan keluarga miskin. Oleh sebab itu, keluarga kaya berpendidikan tinggi cenderung memiliki rencana atau program tertentu yang mengatur waktu dan jarak kehamilan serta jumlah anak yang diinginkan.

Meski demikian, tak bisa dipukul rata bahwa keluarga kaya berpendidikan tinggi jumlah anaknya selalu lebih sedikit dibandingkan keluarga miskin. Ada pula keluarga kaya dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki anak dalam jumlah banyak. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti ketaatan dalam beragama yang mengarahkan mereka untuk menghindari kontrasepsi, sehingga terbentuk keluarga besar.

  • Karir

Memiliki karir yang cemerlang tentu merupakan suatu pencapaian yang membanggakan. Peningkatan jenjang karir akan diiringi dengan tingkat penghasilan yang semakin baik. Selain itu, tanggung jawab terhadap pekerjaan juga akan semakin besar. Hal ini pastinya menuntut sebagian besar waktu dan tenaga untuk menjalankan profesi tersebut. Konsekuensinya, keluarga seolah bukan lagi prioritas utama. Oleh sebab itu, keluarga kaya dengan karir yang cemerlang lebih memilih untuk membentuk keluarga kecil dengan jumlah anak yang sedikit.

Semakin bagus karir atau semakin tinggi jabatan menimbulkan konsekuensi jadwal pekerjaan yang padat. Kesibukan dan mobilitas tentu semakin banyak, bahkan tak jarang harus bertugas ke luar kota bahkan luar negeri. Bekerja tak lagi sesuai dengan standar jam kerja 8 jam, tetapi bisa 12 hingga 16 jam. Praktis, momen kehangatan berkumpul bersama dengan keluarga menjadi berkurang. Mereka menyadari bahwa pilihan terhadap karir harus mengorbankan waktu bersama keluarga. Oleh sebab itu, keluarga kaya yang berkarir cenderung tidak memiliki banyak anak, sehingga hanya membentuk keluarga kecil saja.

Berbeda dengan keluarga miskin, jangankan memiliki karir cemerlang, asal kerja yang penting bisa dapat penghasilan saja sudah bersyukur. Bukan berarti lepas tanggung jawab, hanya saja alokasi waktu kerja keluarga miskin tidak terlalu mengikat, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu luang untuk bersama keluarga. Kebersamaan ini memberikan suatu hiburan tersendiri bagi keluarga berpenghasilan rendah. Tak heran apabila jumlah keturunan mereka lebih banyak, karena durasi waktu bertemu dengan pasangan hidup lebih lama dibandingkan pasangan dari keluarga kaya yang sama-sama memiliki karir.

  • Tujuan dan prioritas hidup

Keluarga kaya dengan miskin cenderung memiliki tujuan dan prioritas hidup yang berbeda. Bagi mereka keluarga sama-sama penting, hanya saja tujuan yang ingin dicapai tidaklah sama. Tujuan dan prioritas hidup keluarga kaya tidak hanya sekadar membesarkan anak saja, tetapi juga karir, bisnis, pendidikan, dan gaya hidup. Bagi mereka, aktivitas seks hanya salah satu kesenangan diantara beragam kesenangan lain yang bisa dirasakan. Maklum saja, mereka punya sumber daya untuk mengakses beragam kesenangan seperti travelling, belanja, olah raga, dan lainnya.

Lain halnya dengan keluarga miskin. Tujuan dan prioritas hidupnya lebih ditekankan pada membesarkan anak-anak. Mereka merasakan betapa beratnya tekanan finansial. Meski mereka telah berusaha semaksimal mungkin, namun mereka menyadari betul bahwa pertumbuhan dan perkembangan finansial keluarga telah mencapai batas maksimal. Oleh sebab itu, prioritas hidup mereka tak lagi diarahkan pada prestasi yang mampu menghadirkan kemapanan finansial, tetapi lebih pada membangun sebuah keluarga besar. Bagi mereka, dengan membesarkan anak dalam jumlah banyak akan memiliki peluang penghasilan yang lebih banyak pula. Selain itu, banyaknya anak diharapkan mampu menjadi tumpuan saat orang tua memasuki usia senja.

Banyak faktor yang menjadi alasan dan pertimbangan bagi keluarga kaya yang memutuskan untuk memiliki lebih sedikit anak dibandingkan keluarga miskin. Meski mapan secara finansial, namun keluarga kaya lebih menitikberatkan pada asas efisien, di mana semakin sedikit anak potensi penghasilan bersih yang disisihkan semakin banyak. Sebaliknya, keluarga miskin yang notabene tak memiliki kemapanan finansial lebih memprioritaskan pembangunan keluarga besar.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang jumlah anak keluarga kaya lebih sedikit dibanding keluarga miskin, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Contoh Surat Balasan Kunjungan
Surat Balasan Izin Observasi / Surat Keterangan Izin Observasi
Contoh Surat Izin Observasi
Contoh Surat Permohonan Izin Peminjaman Tempat
Contoh Surat Balasan Peminjaman Tempat
Contoh Surat Balasan Penawaran Barang
Contoh Surat Balasan Penawaran Jasa
Contoh Surat Balasan Penawaran Kerjasama
Contoh Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian
Contoh Surat Balasan Izin Penelitian


Bagikan Ke Teman Anda