Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Mengapa Menjadi Kaya Begitu Sulit? Ini Alasannya!

Hidup kaya raya bergelimang harta seakan menjadi cita-cita dan tujuan hidup hampir semua orang. Namun, menjadi kaya ternyata tidaklah mudah, bahkan cenderung sulit. Tak heran jika banyak orang yang memilih untuk menjadi kaya secara instan dengan mengambil jalan pintas yang menyalahi norma agama maupun sosial masyarakat.

Sebenarnya apa itu kaya? Apa pula kriteria orang yang tergolong kaya raya? Secara umum kaya didefinisikan sebagai banyak harta. Dari definisi sederhana tersebut, ukuran kaya adalah nilai dari materi yang dimiliki. Semakin banyak dan tinggi nilai harta benda yang dimiliki seseorang, maka semakin kaya orang tersebut.

Tak ada orang yang terlahir langsung menjadi kaya. Jika pun ada, maka adanya harta warisan peninggalan orang tualah yang membuatnya kaya. Anda pasti pernah mendengar sebuah ungkapan untuk menggambarkan kekayaan seseorang yang seolah tidak terbatas, sehingga dikatakan hartanya tidak akan habis meski dimakan tujuh turunan. Namun, tak terlalu banyak yang beruntung mendapatkan kekayaan secara turun-temurun, hanya sebagian kecil saja dari populasi manusia di muka bumi ini.

Banyak yang berjuang untuk menjadi kaya melalui proses yang panjang dan berliku. Tak sedikit yang harus jatuh bangun karena mengalami kegagalan demi kegagalan. Namun, justru dari kegagalan tersebut, mereka menjadi paham artinya sabar dan pantang menyerah. Selain itu, mereka juga belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Intinya, menjadi kaya itu tidaklah mudah, bahkan banyak yang merasa begitu sulit. Mengapa menjadi kaya begitu sulit? Berikut beberapa alasan mengapa menjadi kaya itu begitu sulit.

  • Penerapan teknik yang tidak tepat

Kekayaan tentu tidak turun dari langit begitu saja, tetapi harus ada usaha dan proses untuk mendapatkannya. Hasil tidak akan pernah mengkhianati proses. Selama Anda berproses menggunakan teknik yang benar, Anda akan mendapatkan hasil yang diharapkan. Sebagai ilustrasi, bisakah Anda mencabut paku yang tertancap pada kayu dengan tangan kosong? Tentu akan sulit, bahkan tak mungkin dilakukan. Untuk bisa mencabut paku tersebut, Anda harus tahu tekniknya yakni menggunakan alat bantu berupa tang. Dengan alat tersebut, paku dapat dicabut dengan begitu mudah.

Demikian pula dalam upaya menjadi kaya, dibutuhkan teknik yang tepat agar hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan. Kaya secara materi jelas ukurannya adalah uang. Dengan memiliki banyak uang, Anda bisa membeli apapun yang diinginkan, mulai dari barang-barang kebutuhan primer, sekunder, bahkan tersier yang mahal. Nah, sekarang yang jadi pertanyaan, “Bagaimana caranya mendapatkan uang tersebut?”. Tentu saja dengan bekerja baik menjadi karyawan maupun membangun kerajaan bisnis sendiri. Namun, ada yang mengatakan Anda tidak akan pernah kaya hanya dengan menjadi karyawan. Jangan salah, karyawan dengan level jabatan tinggi akan mendapatkan upah sebanding dengan kompetensi, kinerja, dan sumbangsih yang diberikan pada perusahaan tempatnya bekerja. Memang, membangun bisnis sendiri, berjuang merintisnya mulai dari kecil dan terus berproses hingga menjadi ‘kerajaan’ memberikan hasil yang lebih menggiurkan, tetapi usaha yang dibutuhkan juga harus besar.

  • Banyaknya pesaing mempersempit peluang usaha

Ketika seseorang bereksperimen dan mampu menciptakan suatu produk atau jasa baru yang memiliki manfaat pastinya akan banyak dicari oleh pasar. Sebagai produsen tunggal, jelas akan mudah menguasai pangsa pasar. Artinya, pundi-pundi uang sang produsen pun semakin bertambah dengan total aset yang cukup menggembirakan.

Sayangnya, kesuksesan suatu produk atau jasa di pasaran justru melahirkan produsen ‘siluman’ yang mencoba ikut bermain bahkan merebut pasar. Banyak orang yang akan berlomba-lomba menjadi produsen dari produk atau jasa tersebut untuk mencoba peruntungan bisnisnya. Adanya produk lain yang sejenis akan memberikan alternatif lebih banyak bagi konsumen untuk memilih dan beralih. Apalagi jika produk dari pesaing lebih murah dengan kualitas yang hampir sama dengan produk pionirnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah pesaing semakin banyak dan persaingan semakin ketat. Dengan banyaknya pemain tentu berpengaruh pada space peluang untuk merebut pasar yang semakin sempit.

Peluang yang semakin sempit menyebabkan tingkat permintaan terhadap produk berkurang. Jika tingkat permintaan berkurang tentu saja berakibat pada tingkat pendapatan yang berkurang pula.

  • Kurang bersabar dan mudah menyerah

Tahukah Anda bahwa Bill Gates telah mengalami banyak kegagalan sebelum menjadi kaya seperti sekarang ini? Meski sering jatuh bangun, namun Bill Gates tergolong sebagai orang tangguh yang tak mudah menyerah. Ia terus berusaha hingga produknya dapat dinikmati dan mempermudah pekerjaan semua orang di berbagai belahan dunia, yaitu Microsoft. Ketelatenan dan keseriusan serta usaha yang dilakukan selama bertahun-tahun membuahkan hasil berupa produk yang bermanfaat bagi semua kalangan.

Kenyataannya, tak semua orang sesabar dan setangguh Bill Gates juga orang-orang sukses dan kaya lainnya. Banyak orang yang mengalami kegagalan dalam usahanya justru melempem dan menyerah sebelum menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Ketidaksabaran dan mudah menyerah ini tanpa disadari justru menutup pintu menuju kesuksesan yang mengarah pada kejayaan materi.

Logikanya, orang yang kreatif tetapi mudah menyerah cenderung akan kalah. Meski memiliki potensi kecerdasan yang gemilang, tetapi tidak didukung dengan mental dan motivasi diri yang kuat, mustahil akan mencapai kesuksesan dan menjadi kaya. Ia akan sulit untuk bangkit saat mengalami kegagalan bahkan keterpurukan. Bagaimana bisa menjadi kaya, jika untuk mengelola mentalnya saja tidak mampu?

  • Beban biaya yang terlalu banyak

Siapapun Anda, tentu memiliki beban pengeluaran setidaknya untuk biaya hidup pribadi sehari-hari. Belum lagi jika Anda karyawan yang telah berkeluarga, tentu biaya hidup yang dikeluarkan semakin tinggi. Demikian pula jika Anda seorang enterpreneur, Anda harus menanggung beban biaya pribadi, keluarga, dan operasional bisnis. Ironinya, tingkat pendapatan yang diperoleh dari bekerja baik sebagai karyawan maupun enterpreneur tidak berbanding lurus dengan pengeluaran yang harus ditanggung. Banyak ragam biaya yang harus dibayar, seperti biaya kebutuhan pokok, listrik, gas, bahan bakar transportasi, sekolah atau pendidikan, pajak, dan lain sebagainya yang serba mahal.

Bagi mereka yang pendapatannya mencapai puluhan bahkan ratusan juta, banyaknya biaya yang harus ditanggung tentu bukan suatu masalah, karena mereka masih memiliki banyak sisa yang bisa disisihkan sebagai tabungan atau investasi. Namun, bagi mereka yang pendapatannya hanya jutaan atau bahkan ratusan ribu, tentu saja tanggungan biaya rutin dirasa memberatkan. Alih-alih memiliki sisa untuk ditabung, untuk biaya hidup sehari-hari saja kurang, sehingga terpaksa harus berutang. Jika utang lebih besar dibandingkan pendapatan atau aset yang dimiliki, bagaimana bisa menjadi kaya?

Untuk bisa menjadi kaya memang harus bijak dalam mengelola keuangan. Namun, menghemat pendapatan yang memang sudah terbatas bukanlah sikap yang bijak untuk menjadi kaya. Meski dengan menghemat, Anda bisa mendapatkan sisa dari pendapatan yang dimiliki, namun cara tersebut tidak akan membuat Anda kaya. Anda harus terus berusaha penuh semangat dan pantang menyerah dengan menerapkan teknik yang tepat guna meningkatkan pendapatan. Dengan demikian, selain bisa menutup biaya-biaya rutin, Anda juga bisa menyisihkan untuk tabungan dan investasi masa depan.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang alasan menjadi kaya begitu sulit, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Alasan Si Miskin Semakin Miskin sedangkan Si Kaya Semakin Kaya
Mengapa Orang Kaya Lebih Memilih Mobil Bekas?
10 Langkah untuk Menjadi Kaya
Inilah Alasan Orang Lebih Senang Menjadi Karyawan
Saya Sudah MBA tetapi Tidak Kaya?
Hal-hal yang Harus Anda Hindari Jika Ingin Menjadi Kaya
Mengapa Kita Menggunakan Barang Produksi Dalam Negeri?
10 Alasan Mengapa Kita Harus Belajar Filosofi
Alasan Dibalik Mahalnya Kain Sutra
5 Alasan Mengapa Penting Belajar Bisnis


Bagikan Ke Teman Anda